ForkotNews.COM – Setiap tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Prematur Sedunia. Prematur merupakan kondisi kelahiran yang terjadi lebih awal dari perkiraan hari lahir. Kasus ini merupakan kasus umum yang banyak terjadi, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada situs resmi Kemenkes RI, Indonesia berada pada posisi ke-5 tertinggi di dunia untuk persalinan prematur, yaitu sekitar 657.700 kasus.
Masih dalam sumber yang sama, Aldiano Rachmantiawan dan Rodiani dalam Jurnal Penelitian Perawat Profesional tahun 2022 menemukan terdapat berbagai faktor risiko persalinan prematur yang telah dilaporkan, termasuk penyakit ibu selama kehamilan, kehamilan ganda, stres, kelainan plasenta, nutrisi, medis, dan infeksi. Secara epidemiologis, kelahiran prematur dikaitkan dengan status sosial ekonomi, anomali uterus, riwayat kelahiran prematur sebelumnya, riwayat abortus, merokok, ras, dan usia ibu yang cukup berisiko yaitu, usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Meskipun masih bisa selamat namun kondisi bayi lahir prematur masih memiliki kerentanan untuk terkena sejumlah kondisi lain seperti Cerebral Palsy, keterlambatan perkembangan, masalah pendengaran, dan masalah penglihatan. Oleh karena itu tujuan adanya hari ini untuk mengingatkan pada calon ibu untuk selalu menjaga kandungan dengan makanan bergizi dan pola hidup sehat.
Kendati beresiko namun nyatanya banyak bayi prematur tumbuh menjadi individu yang benar-benar sehat, bahkan beberapa di antaranya menjadi tokoh masyarakat terkenal seperti Winston Churchill dan Albert Einstein.*